Artikel

4 Alasan Ini Kenapa Menikah Adalah Satu Hal Yang Menyempurnakan Separuh Agama

menikah-dapet-setengah-agama

Sebenarnya, apa sih yang membuat pernikahan itu disebut sebagai penyempurna separuh agama kita?. Memang banyak yang menebak-nebak makna dari menyempurnakan separuh agama saat kita memutuskan untuk menikah. Beberapa beranggapan bahwa semua ibadah yang kita lakukan akan sempurna jika kita telah menikah. Namun, benarkah semuanya demikian?

Dikutip dari kitab Mirqotul Mafatih, Al Ghozali berkata bahwa:

“Umumnya yang merusak agama seseorang ada dua hal yaitu kemaluan dan perutnya. Menikah berarti telah menjaga diri dari salah satunya. Dengan menikah, berarti seseorang membentengi diri dari godaan syaithon, membentengi diri dari syahwat yang menggejolak dan lebih menundukkan pandangan.”

Dengan demikian, kalau sudah menikah tapi syahwatnya masih diumbar pada yang bukan pasangan, atau masih hobi nonton video porno misalnya, berarti pernikahannya masih gagal untuk menyempurnakan separuh agamanya. Dan dalam hal ini jelas bahwa tujuan dari pernikahan itu tidak tercapai. Jadi, kalau sudah menikah tapi masih belum mampu menundukkan pandangan, dan masih melotot melihat aurat wanita selain istrinya, maka berarti separuh agamanya belum sempurna juga.

Nah, agar pernikahan ini menjadi satu hal yang benar-benar menyempurnakan separuh agama yang kita anut adalah dengan kita dapat memahami dan melaksanakan apa itu makna sesungguhnya dari pernikahan. Berikut ini tips agar pernikahan kita benar-benar menyempurnakan separuh agama kita:

1. Kendalikan Syahwat

syahwat
image. via beritagar.id

Alangkah baikya saat kita belum menikah, kita juga harus sudah bisa mengendalikan masalah syahwat, agar kelak jika setelah menikah kita bisa menjaganya dengan lebih baik.

Misalnya sebelum nikah suka melampiaskan syahwat dengan cara menonton blue film, mengakses pornografi, melakukan masturbasi, maka akan sangat mungkin setelah menikah pun melakukan hal serupa dan merasa tidak cukup. Jadi sebisa mungkin jaga dari awal agar kita bisa mengontrolnya saat sudah menikah.

2. Adil Memandang Pernikahan

berharap-yang-terbaik
image. via dammai.com

Banyak orang tidak adil memandang pernikahan, melihat pernikahan dari sisi enaknya saja, positifnya saja, padahal dalam sebuah pernikahan itu sama saja seperti kehidupan pada umumnya, terdiri dari kebaikan dan juga beragam keburukan. Ketidak adilan dalam memandang pernikahan membuat orang berharap besar pada pernikahannya.

“Jadi, berharaplah yang terbaik dan jangan lupa untuk melakukan yang terbaik juga, agar kita tidak menjadi orang yang selalu menghujat apa yang terjadi dalam pernikahan.”

3. Milikilah Visi Dalam Pernikahan

mempunyai-tujuan-dalam-menikah
image. via sidomi.com

Pernikahan juga harus ada Visinya loh, karena tak menutup kemungkinan suatu saat pernikahan juga akan dilanda kebosanan. Jadi, untuk mengantisipasi hal itu, kita harus memiliki niat dan tujuan yang jelas dalam pernikahan, agar kita dapat merencanakan segalanya dengan lebih baik. Siapkan target yang ingin dicapai, semisalnya memiliki rumah, memiliki kendaraan, memiliki tabungan investasi untuk masa depan anak-anak, dll. Semua hal itu dijamin akan membuat pernikahan kita terhindar dari kebosanan.

4. Istikhoroh

pria-istikhoro
image. via www.loveislam.id

Terakhir, kita harus memastikan sebelum memutuskan untuk menikah dan menentukan pasangan hidup kita, kita semua harus melakukan shalat istikhoroh. Karena hal ini merupakan kunci kemantapan hati dan ketenangan dalam mengarungi pernikahan kelak bersama pasangan kita.

Sumber Artikel : www.arrahman.id

© HNR Wedding